LAWATA ITA BEACH
Pantai Lawata Bima merupakan salah satu pantai yang letaknya di kelurahan Sambinae yaitu sekitar 5 km dari kota Bima. Pantai ini menghadap langsung ke Teluk Bima dan dari kejauhan terlihat pegunungan atau dataran tinggi Donggo. Letaknya yang berada di pinggir jalan pintu masuk Kota Bima membuat pantai yang satu ini mudah untuk dikunjungi.
Keindahan Pantai Lawata
Keindahan Pantai Lawata
Pantai ini merupakan pantai yang legendaris di daerah Bima karena sudah menjadi tempat wisata sejak tahun 1961 yakni sejak zaman Ncuhi. Asal nama Lawata diambil dari kata “Lawang Ita” yang merupakan percampuran bahasa Jawa dan Bima. Saat itu Sang Bima yang merupakan musafir dari Jawa kedatangannya disambut oleh masyarakat dan Para Ncuhi di tepi pantai. Pada saat penyambutan, para Ncuhi mempersilahkan sambil berkata “Lawang Ita” yaitu “lawang” berarti pintu dan “Ita” berarti Anda. Kata “lawang ita” ini ejaannya kemudian mulai berubah dalam pelafalannya menjadi Lawata.

Nelayan yang sedang mencari ikan
Nelayan yang sedang mencari ikan
Kondisi topografi pantai ini sangat unik. Panjang pantai sekitar 2 km dengan bentuk cembung dimana di tengah-tengahnya terdapat 2 bukit dengan goa sejauh kurang lebih 30 meter di bawahnya. Bentuk cembung membuat pantai ini terlihat menjorok ke dalam Teluk Bima. Terlebih saat ini telah dibuat blok semen memanjang menuju teluk sepanjang 20 meter dengan lebar sekitar 5 meter. Ujung dari blok semen ini dapat di lihat pada gambar di bawah ini.
Sebuah blok semen dibuat menjorok ke laut

Sebuah blok semen dibuat menjorok ke laut
Fasilitas Pantai Lawata cukup lengkap seperti toilet, tempat parkir dan gubuk-gubuk yang dibuat di sepanjang pantai. Gubuk ini dapat digunakan oleh pengunjung untuk bersantai bersama keluarga. Selain itu disekitar pantai juga terdapat cafe, warung steak dan warung makanan yang menjajakan aneka makanan (Baca juga: Pantai Berlayar).

Gubuk-gubuk kayu yang berada di pinggir pantai
Gubuk-gubuk kayu yang berada di pinggir pantai
Akses jalan menuju objek wisata ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi seperti benhur, motor atau mobil. Hingga saat tulisan ini ditulis, belum terdapat transportasi umum yang khusus menuju tempat ini. Akan tetapi kita bisa menggunakan bus umum lintas kabupaten yang melewati Pantai Lawata Bima ini.
Pantai Lawata Bima
Pantai Lawata Bima
Tiket masuk sekitar Rp 2000/orang. Sedangkan untuk biaya parkir sekitar Rp 2000/motor dan Rp 5000/mobil. Jika menggunakan fasilitas seperti toilet akan dikenakan biaya tambahan (Baca juga: Pantai Kalaki).

WISATA BIMA

Posted by : Syawalul Rahman 3 Comments
Tag : ,

SEJARAH DAN PESONA LAWATA

 

Nama Lawata tentu tidak asing lagi bagi msyarakat Bima maupun NTB. Karena nama Pantai yang indah di pintu masuk Kota Bima ini memang sudah sejak lama menjadi obyek wisata andalan bagi Kota Bima. Nama Lawata pun menjadi salah satu nama kompleks pemukiman warga-warga Bima yang ada di mataram. Yaitu di sebelah barat Gomong.
Kenapa dinamakan Lawata ? dan Siapa yang memberi nama itu ? Dalam buku Legenda Tanah Bima sebagaimana ditulis Alan Malingi, Lawata pertama kali diperkenalkan oleh para Ncuhi kepada salah seorang musafir dari Jawa yang dijuluki Sang Bima.

Pada saat itu, Sang Bima dengan istrinya yang merupakan puteri salah seorang Ncuhi di Tambora berkunjung ke Istana Ncuhi Dara di pusat Kota. Upacara penyambutan oleh para Ncuhi berlangsung cukup meriah. Ribuan orang menggelar Tarian Adat menjemput kedatangan orang yang dijuluki Sang Bima itu. Karena banyaknya orang yang menjemput, pantai yang membentang di sebelah timur teluk Bima itu pun deberi nama DEWA SEPI. Dewa berarti Tari. Sepi berarti banyak.

Ketika akan memasuki Istana Ncuhi Dara di Gunung Dara ( Sebelah Selatan Terminal Dara Bima sekarang ), Para Ncuhi yang dipimpin Ncuhi Dara menyambut kedatangann Orang Yang Dijuluki Bima itu di tepian pantai. Lalu para Ncuhi mempersilahkan tamunya itu untuk duduk-duduk di pantai itu seraya berkata “ Ake Lawang Ita “Lawang( Pinta Gerbang/Pintu masuk). Ita berarti Tuan. Lawang Dalam bahasa Sangsekerta berarti pintu masuk. Sedangkan Ita adalah Bahasa Bima yang berarti anda atau tuan. Pada perkembangan selanjutnya nama Lawang Ita itu berubah menjadi LAWATA yang berarti pintu gerbang bagi siapapun yang masuk dan menginjakkan kaki di Kota Bima.

SEJARAH

Posted by : Syawalul Rahman 2 Comments
Tag : ,

- Copyright © Beach - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -