Archive for Juli 2018
LAWATA ITA BEACH
Pantai Lawata Bima merupakan salah satu pantai yang
letaknya di kelurahan Sambinae yaitu sekitar 5 km dari kota Bima. Pantai
ini menghadap langsung ke Teluk Bima dan dari kejauhan terlihat
pegunungan atau dataran tinggi Donggo. Letaknya yang berada di pinggir
jalan pintu masuk Kota Bima membuat pantai yang satu ini mudah untuk
dikunjungi.
Pantai
ini merupakan pantai yang legendaris di daerah Bima karena sudah
menjadi tempat wisata sejak tahun 1961 yakni sejak zaman Ncuhi. Asal
nama Lawata diambil dari kata “Lawang Ita” yang merupakan percampuran
bahasa Jawa dan Bima. Saat itu Sang Bima yang
merupakan musafir dari Jawa kedatangannya disambut oleh masyarakat dan
Para Ncuhi di tepi pantai. Pada saat penyambutan, para Ncuhi
mempersilahkan sambil berkata “Lawang Ita” yaitu “lawang” berarti pintu
dan “Ita” berarti Anda. Kata “lawang ita” ini ejaannya kemudian mulai
berubah dalam pelafalannya menjadi Lawata.
Kondisi
topografi pantai ini sangat unik. Panjang pantai sekitar 2 km dengan
bentuk cembung dimana di tengah-tengahnya terdapat 2 bukit dengan goa
sejauh kurang lebih 30 meter di bawahnya. Bentuk cembung membuat pantai
ini terlihat menjorok ke dalam Teluk Bima. Terlebih saat ini telah
dibuat blok semen memanjang menuju teluk sepanjang 20 meter dengan lebar
sekitar 5 meter. Ujung dari blok semen ini dapat di lihat pada gambar
di bawah ini.
Fasilitas Pantai Lawata
cukup lengkap seperti toilet, tempat parkir dan gubuk-gubuk yang dibuat
di sepanjang pantai. Gubuk ini dapat digunakan oleh pengunjung untuk
bersantai bersama keluarga. Selain itu disekitar pantai juga terdapat
cafe, warung steak dan warung makanan yang menjajakan aneka makanan
(Baca juga: Pantai Berlayar).
Akses
jalan menuju objek wisata ini dapat ditempuh dengan menggunakan
kendaraan pribadi seperti benhur, motor atau mobil. Hingga saat tulisan
ini ditulis, belum terdapat transportasi umum yang khusus menuju tempat
ini. Akan tetapi kita bisa menggunakan bus umum lintas kabupaten yang
melewati Pantai Lawata Bima ini.
Tiket
masuk sekitar Rp 2000/orang. Sedangkan untuk biaya parkir sekitar Rp
2000/motor dan Rp 5000/mobil. Jika menggunakan fasilitas seperti toilet
akan dikenakan biaya tambahan (Baca juga: Pantai Kalaki).
WISATA BIMA
SEJARAH DAN PESONA LAWATA
Nama Lawata tentu tidak asing lagi bagi msyarakat Bima maupun NTB.
Karena nama Pantai yang indah di pintu masuk Kota Bima ini memang sudah
sejak lama menjadi obyek wisata andalan bagi Kota Bima. Nama Lawata pun
menjadi salah satu nama kompleks pemukiman warga-warga Bima yang ada di
mataram. Yaitu di sebelah barat Gomong.
Kenapa dinamakan Lawata ? dan Siapa yang memberi nama itu ? Dalam buku Legenda Tanah Bima sebagaimana ditulis Alan Malingi, Lawata pertama kali diperkenalkan oleh para Ncuhi kepada salah seorang musafir dari Jawa yang dijuluki Sang Bima.
Kenapa dinamakan Lawata ? dan Siapa yang memberi nama itu ? Dalam buku Legenda Tanah Bima sebagaimana ditulis Alan Malingi, Lawata pertama kali diperkenalkan oleh para Ncuhi kepada salah seorang musafir dari Jawa yang dijuluki Sang Bima.
Pada saat itu, Sang Bima dengan istrinya yang merupakan puteri salah seorang Ncuhi di Tambora berkunjung ke Istana Ncuhi Dara di pusat Kota. Upacara penyambutan oleh para Ncuhi berlangsung cukup meriah. Ribuan orang menggelar Tarian Adat menjemput kedatangan orang yang dijuluki Sang Bima itu. Karena banyaknya orang yang menjemput, pantai yang membentang di sebelah timur teluk Bima itu pun deberi nama DEWA SEPI. Dewa berarti Tari. Sepi berarti banyak.
Ketika akan memasuki Istana Ncuhi Dara di Gunung Dara ( Sebelah Selatan Terminal Dara Bima sekarang ), Para Ncuhi yang dipimpin Ncuhi Dara menyambut kedatangann Orang Yang Dijuluki Bima itu di tepian pantai. Lalu para Ncuhi mempersilahkan tamunya itu untuk duduk-duduk di pantai itu seraya berkata “ Ake Lawang Ita “Lawang( Pinta Gerbang/Pintu masuk). Ita berarti Tuan. Lawang Dalam bahasa Sangsekerta berarti pintu masuk. Sedangkan Ita adalah Bahasa Bima yang berarti anda atau tuan. Pada perkembangan selanjutnya nama Lawang Ita itu berubah menjadi LAWATA yang berarti pintu gerbang bagi siapapun yang masuk dan menginjakkan kaki di Kota Bima.